Tadi sore, waktu di jalan ketika mau beli keperluan hantaran, aku mikir.
Apakah aku harus menikah?
Kenapa aku harus menikah?
Apa sebenarnya pelajaran yang aku bisa ambil dari momen pernikahan?
Apakah akan berbeda rasanya jika orangnya berbeda?
Apakah akan berbeda setelah menikah?
Apa hal yang bisa menguatkanku menjalani pernikahan?
Sampai akhirnya aku menemukan sebuah jawaban.
Teringat dari petuah seorang psikolog ketika sesi konseling ketika aku meminta padanya nasihat pernikahan,
"Pada dasarnya, sebelum memiliki peran menjadi seorang anak, istri, ibu, atau apapun, kita adalah seorang hamba Allah. Maka, jadilah hamba Allah yang profesional dulu. Setelahnya, barulah kita bisa lebih mudah menjalankan peran-peran lainnya itu. Dari sini saja sudah jelas bahwa modal utama untuk menikah itu adalah iman."
Kata-kata itu terus terngiang selama beberapa hari di kepalaku. Beberapa kali kuulang dan kusampaikan ke orang-orang terdekat. Hingga aku mendapatkan sebuah kontemplasi.
Momen menikah bagiku adalah momen menaikkan level keimanan. Ini bukan tentang sekeren apa calon pasangan kita. Karena sebenarnya, sekeren apapun ia terlihat di hadapan semua manusia, kita tidak akan pernah mengenalnya secara utuh. Ini tentang kita dan keimanan kita sendiri.
Aku percaya bahwa Allah Maha Mendengar Setiap Do'a. Ketika telah berdo'a dengan sungguh dan Allah membukakan jalan setelahnya, maka tugas kita sebagai seorang hamba adalah percaya dan yakin bahwa Allah akan menuntun kita jika memang itu jalan yang menurut-Nya harus kita lalui.
Kita boleh punya pilihan. Tapi keputusan akhir, tetap Allah yang menentukan.
Aku boleh punya pilihan A, B, C. Berkali-kali pula Allah menghadapkanku dengan pilihan-pilihan itu, dan berkali pula proses-proses itu gagal.
Maka, ketika kini aku berusaha meyakini bahwa inilah jawaban do'a-do'a-ku, pasrah kepada-Nya seutuhnya bahwa dia tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya, manut sama takdir terbaik-Nya, dan berusaha bersyukur agar Dia tambah nikmat-Nya, aku merasa lebih tenang.
Setelah melewati drama-drama sebelumnya bahkan drama hingga hari ini, Allah mungkin ingin aku naik kelas. Ingin aku terus belajar bertumbuh. Ingin aku mendapat banyak pengalaman baru. Ingin aku menjadi hamba-Nya yang profesional, yang tangguh menghadapi berbagai kondisi.
Semua yang terasa sulit hari ini bisa jadi adalah skenario yang Allah sengaja buat agar level iman kita naik. Yakin. Allah sedang mengajarkan sesuatu yang sangat berharga.
Dataset kita yang sedikit ini tidak akan mampu menandingi mega server milik Allah. Maka, percayalah. Suatu hari di masa depan, entah kapan, kita akan berada di sebuah level keimanan yang baru. Level yang lebih tinggi dari hari ini.
Maka, menikahlah bukan karena kau sedang mengejar cintanya. Menikahlah karena kau sebenarnya sedang mengejar-ngejar cinta-Nya.
with love,
Ida M
Makasih telah mengajariku apa itu pernikahan
BalasHapusMakasih telah memilihku menjadi sahabat bertumbuhmu, Cintaku. 💞
HapusSehat sehat kita ya cayank
Hapus