Untuk sahabatku yang tengah berjuang menemukan teman hidupnya.
Sahabat..
Pada suatu ketika, aku mengikuti webinar oleh Ustadz Cahyadi Takariawan tentang "Ibu Bekerja vs Ibu Rumah Tangga".
Beliau bilang.. Tidak ada yang salah dengan ibu bekerja atau ibu rumah tangga. Keduanya sama-sama hebat, asal kewajiban utamanya lebih dahulu tertunaikan dengan baik.
Sebelum menikah, baiknya dikomunikasikan dahulu apakah calon suami bersedia jika istrinya bekerja di luar rumah. Pun sebaliknya.
Jika ternyata jawabannya tidak mendapatkan titik temu, maka silakan si laki-laki mencari perempuan lain yang cocok sesuai kriterianya. Begitupun si perempuan. Silakan cari lelaki lain yang sesuai dengan yang diharapkan.
Sahabatku,
Menikah ternyata tentang kesepakatan bersama. Bukan lagi tentang aku dan kau. Namun, tentang kita. Kalau dari awal tidak bersepakat, tak apa. Berhentilah prosesnya sama di situ saja. Dan itu bukanlah semua aib.
Kegagalan menuju proses pernikahan itu bukanlah sebuah kesalahan.
Tidak perlu menyesal atau malu, Sahabatku. Kita hanya sedang berikhtiar sebaik-baiknya. Keputusan akhir tetap Allah yang menentukan.
Doa kita bisa jadi tak terkabul. Tapi takdir Allah pasti lebih baik dari doa-doa kita.
Di luar sana, sudah terlalu banyak kompor. Kompor yang ikut memanasi agar kita segera menikah dan tanpa sadar kita ikut terbakar. Padahal, mereka tak sedikit pun punya tanggung jawab atas rumah tangga yang akan kita bangun.
Maka, wajar jika kita selektif memilih teman hidup. Lumrah jika kita menginginkan yang terbaik. Kebelet menikah, bukan berarti asal dalam menentukan pilihan kan?
Kalau masih ada yang nyinyir mengatakan kalau dirimu terlalu pemilih, tak perlu diambil hati, Sahabatku. Kau cukup fokus mendengarkan suara hatimu. Suara hatimu lah yang akan mendekatkan pada pilihan Allah.
Kita punya Allah Yang Tidak Pernah Tidur. Bersabarlah, Sahabatku. Bersabarlah sedikit lagi. Kau akan dipertemukan Allah dengan orang yang sesuai impianmu, pada saat yang paling tepat, dengan cara yang paling indah. Pasti.
Tetaplah istiqomah di jalan kebaikan. Aku mendukungmu, senantiasa mendukungmu dari belakang.
Sahabat seperjuanganmu,
Ida Mayasari
Komentar
Posting Komentar
jangan sungkan untuk berkomentar ya :)