Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober
Ini bukan tentang lagu Sheila On 7. Ya, meskipun saya juga suka lagu Film Favorit besutan band asal Jogja itu, tapi yang jelas ini bukan tentang lagu itu.
Ini tentang film favorit saya. Saya suka sekali nonton. Ketika pandemi dan belum dapat kerja, hampir setiap hari saya nonton film. Namun, sejak negara api menyerang bekerja, saya nggak sempat lagi nonton.
Tapi tahukah kau, Kawan?
Ketika membaca topik film favorit sebagai tema hari ini, saya langsung terpikir ke satu film. Ketika Cinta Bertasbih. Entah sudah berapa kali saya nonton film KCB. Sampai hafal semua scene-nya.
scene kali pertama Azzam ketemu Anna
Mengapa saya begitu suka film KCB?
Karena setiap adegannya penuh hikmah dan pelajaran.
Ketika dulu masih SMA, saya tidak begitu menangkap hikmah dan pelajarannya. Mungkin, karena dulu saya masih kurang paham akan budaya atau kebiasaan anak-anak kuliahan yang islami. Maklum, dulu saya masih jahiliyah. Wkwk.
Namun, ketika sudah kuliah dan mulai mempelajari islam lebih dalam, saya jadi paham dan bisa menangkap hikmah-hikmah itu. Apa sajakah hikmah yang saya bisa ambil?
1. Berjuang Demi Keluarga di Tanah Rantau Azzam rela menempuh 9 tahun masa kuliah sarjananya di Mesir dengan menyambi jualan tempe. Hal ini dilakukan untuk membiayai keluarga di Indonesia sejak sang ayah meninggal dunia.
2. Jodoh Nggak Kemana
Iya, jodoh nggak kemana. Mau dia melalang buana keliling dunia sekalipun, kalau sudah ditakdirkan untuk kita, dia pasti bakal pulang dan bertandang ke rumah. Azeg. Buktinya, Anna yang sudah menikah sekalipun, akhirnya tetap bisa berjodoh dengan Azzam.
3. Halalkan atau Lepaskan
Fadil, sahabat Azzam, yang suka dengan Tiara, harus merelakan idaman hatinya itu untuk menikah dengan lelaki lain yang sebenarnya juga tidak dicintai oleh Tiara. Masalahnya, Fadil belum siap secara finansial untuk menikah, sedangkan Tiara sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Halalkan atau lepaskan. Camkan ini, wahai para lelaki jomblo. Wkwk.
4. Belajar Ikhlas
Kehilangan seseorang yang kita cintai pasti menyesakkan. Dalam film ini, Ibu Azzam meninggal dunia selepas berkunjung ke rumah Kyai Lutfi, ayah Anna. Sungguh sangat menyedihkan kehilangan orang tua yang sangat kita sayangi. Tapi, hidup harus terus berlanjut. Tak perlu murung sampai lupa melanjutkan kehidupan. Insyaallah, Allah akan pertemukan kita dengan mereka di dalam jannah-Nya. Aamiin.
5. Silakan lanjutkan sendiri dengan menonton filmnya. Sudah ada di Youtube.
Selamat menonton, Kawan. Sampaikan hikmah dan pelajaran yang kamu dapatkan pada kolom komentar di bawah postingan ini. :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSetuju!
Hapus