Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober
Lagi nonton film Frozen 2, si Olaf nyanyi yang salah satu liriknya :
Growing up means adapting~
Dalam hati aku bergumam, "Ya! Benar sekali! Katakan sekali lagi!".
Dalam sebuah tulisan di Instagram Teh Febrianti Almeera, beliau juga pernah bilang bahwa hidup itu dinamis. Satu variabel masuk ke hidup kita, bisa ubah segalanya. Nih, baca.
Makin dewasa, kita emang dituntut untuk makin lihai beradaptasi dengan kedinamisan (eh bener ga sih diksinya) hidup ini. Apalagi masa pandemi gini, jadi berasa nonton film genre survival deh. Semua orang harus putar otak gimana biar bisa selamat.
Ternyata, tanpa harus di situasi pandemi, kita emang selama ini berada di roda dunia yang sangat dinamis. Satu variabel kecil masuk, bisa buat ambyar seisi dunia.
Makin beranjak dewasa, makin harus peka sama keadaan. Makin harus ngurusin sekitar. Sadar, bahwa dunia ini berputar terus. Dan, bukan kita porosnya. Makin dewasa, makin harus banyak-banyak ambil hikmah, biar makin bijak.
Emang penting banget jadi bijak?
Engga juga sih. Paling, kebijaksanaan bakal berguna kalau kita lagi ngadepin situasi yang sulit atau ketika kita dituntut untuk ambil keputusan penting. Aku yakin, ada lebih banyak fungsi dari kebijaksaan, cuma sekarang belum tahu aja kitanya.
Dewasa tentu saja tidak dipengaruhi oleh bilangan usia. Ada yang udah tua, tapi jiwanya masih kayak anak-anak. Ada yang usia kanak-kanan, eh mentalnya udah dewasa banget dong.
Ya, begitulah. Semoga kita segera sadar bahwa setiap detik adalah pertambahan usia. Selamat menjadi dewasa. Beradaptasilah dengan dunia!
Komentar
Posting Komentar
jangan sungkan untuk berkomentar ya :)