Hai, kamu.
Aku tahu dirimu lelah. Aku tahu dirimu bosan. Aku tahu kau mengharapkan keajaiban.
Tapi, kau harus ingat. Dirimu sudah melewati banyak aral melintang dalam perjuangan. Kau sudah berhasil melampaui dirimu sendiri, sejak tahun-tahun awal kuliah.
Ingatkah, masa dimana kau harus mengganti semua celana dengan rok dan jilbab tipis dengan yang lebih tebal?
Ingatkah, masa dimana kaulah satu-satunya pementor perempuan yang ada di jurusan, yang dengan sengaja mengambil bagian dalam kepanitian PKKMB, masuk ke HMJ, dan menjadi orang "berduit" di UKMI.
Ingatkah, masa dimana kau harus menyelaraskan semua kegiatanmu di luar dengan tugas-tugas akademis? Dan kau telah mampu melewati itu semua.
Dosen yang diam-diam kau inginkan untuk jadi pembimbingmu, tiba-tiba tertulis di lembar proposal sebagai dosen pembimbingmu. Hei, padahal kau hanya bergumam dalam hati, tapi Allah ijabah semua itu!
Beliau yang suatu hari membuat challenge di kelas. Siapa yang mampu menyelesaikan soal dalam waktu yang ditentukan, akan mendapat nilai tambahan. Dan kau, satu-satunya yang mampu menaklukkan tantangan itu.
Aku tahu kau kesal atau mungkin marah dengan orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk bisa melewati perjuangan ini. Kau harus tahu. Itulah jalan perjuangan yang mampu mereka lakukan. Dan kau, punya jalan perjuangan sendiri, tak akan sama dengan jalan milik orang lain.
Kau harus tahu bahwa kau istimewa. Ada berapa banyak orang yang kau tahu terinspirasi dari tulisan-tulisanmu? Itu baru sebagian kecil. Sebagian besar lainnya memilih untuk diam, tapi diam-diam bergerak.
Kau harus tahu bahwa kau unik dengan segala keunikanmu. Penyakit yang kau sebut "kemaruk berkepanjangan" itu adalah penyakit yang baik. Kau hanya ingin menyebarkan kebaikan sampai orang-orang merasakan pancaran kebaikan itu mengaliri diri mereka juga. Kau sungguh baik.
Terima kasih, diriku. Sudah mau berjuang bersama selama 23 tahun masa hidup kita. Terima kasih sudah menyediakan banyak ruang untuk kita bisa saling berbagi apapun itu. Terima kasih karena kau masih kuat dan akan tetap kuat. Terima kasih karena kau belum menyerah dan tetap memilih untuk terus bertahan hingga detik ini.
Tetaplah berupaya menjadi baik dan menyebarkan kebaikan itu. Tetaplah berani menjadi dirimu sendiri. Tetaplah membumi dengan segala kelebihan yang telah Allah beri.
Aku menyayangimu, senantiasa menyayangimu.
Ida
kakak selalu menginspirasi dengan tulisannya :)
BalasHapusterima kasih, orang baik. :)
Hapus