Assalamu'alaikum.
Apa kabar, Reader? Uda lama ya aku ga ngepost. Sebenernya banyak yang mau aku ceritain dari kemarin-kemarin. Tapi hal itu terpaksa aku urungkan karena loading modem yang super duper lelet. Nah, sekarang nih baru kesampean.
Kali ini aku mau cerita tentang
pengalamanku mengikuti Pesantren Kilat Ramadhan (PKR) Dasar kemarin tanggal 22-26 Agustus. Huft. Melelahkan,
menyenangkan, sarat hikmah dan pelajaran.
Jadi, begini ceritanya. Tanggal
22 kami pergi ke sekolah membawa segala peralatan yang dibutuhkan untuk sanlat.
Panitia telah membuat daftar barang apa saja yang wajib dan dilarang dibawa.
Walaupun begitu, kami ada juga yang melanggarnya.
Hari pertama dan kedua, kami
merasa tertekan dan ingin secepatnya pulang. Kenapa? Setiap harinya kami tidur
tidak lebih dari dua jam. Kami tidak mandi. Tidak boleh makan/minum
makanan/minuman selain yang diberi oleh panitia. Tidak boleh membawa alat
komunikasi apapun. Sedih rasanya.
Di tengah ketidakenakaan itu,
kami menemukan banyak hikmah. Sebelumnya, aku akan menjelaskan bahwa kami
dibagi menjadi 6 forum. Setiap forum terdiri dari 30-an peserta. Setiap forum
memiliki 2 ketua yang disebut Palu dan Bulu. Palu (Pak Lurah) bertanggung jawab
atas peserta putra. Bulu (Bu Lurah) bertanggung jawab atas peserta putri. Tanpa
diduga, aku menjadi Bulu di forum 6. Berduet dengan Firza, juara 2 umum di
sekolah kami, sebagai Palunya. Forum digunakan untuk kegiatan berbuka puasa,
sahur, dan diskusi. Dan berikut ini beberapa hikmah yang bisa kupetik dari
sanlat kemarin.
*kebersamaan
Sahur selalu kami lakukan
bersama-sama. Apabila ada makanan yang tersisa di piring kami, kami semua,
harus menghabiskannya sedikit demi sedikit. Selain itu, jika salah seorang ada
yang makan tidak memakai sendok, maka yang lain juga harus tidak.
*kedisiplinan
Kami harus cepat-cepat mengambil
wudhu di kamar mandi agar bisa mengikuti solat berjama'ah di aula. Harus
cepat-cepat memakai baju olahraga sebelum senam pagi di lapangan. Harus
cepat-cepat hadir di forum. Jika terlambat, maka kami akan mendapat sanksi. Selain itu, kami harus taati tata tertib yang sudah dibuat oleh kakak instruktur.
*keberanian
Motto dari sanlat kemarin adalah
"berbicara adalah prestasi". Jadi, kami semua diharuskan untuk aktif
memberikan pendapat dalam setiap kesempatan.
Di hari terakhir, diadain kegiatan yang namanya renungan suci. Di renungan suci ini, kami dipaksa buat inget semua kesalahan dan dosa-dosa yang sudah pernah kami lakukan. Lalu disumpah untuk tidak mengulanginya lagi.
Yang unik di sanlat ini adalah salah satu kakak instrukturnya bisa baca pikiran. Jadi setiap dia masuk, kami deg-degan takut dibaca pikirannya. Hahaha. Sayangnya ga dibolehin bawa handphone waktu sanlat. Jadinya aku ga bisa liatin foto-fotonya ke Readers. Ntar aku cari deh dari panitianya.
Oke deh, cukup sekian untuk hari ini. Aku belum punya planning buat ngikutin Pesantren Kilat Lanjutan. Hehe.
Wassalamu'alaikum.
saya masih sangsi dengan program pesantren kilat ini! apa benar2 bisa membekas sampai menjadi manusia baik,,, sedangkan yang bertahun-tahun nyantri saja kadang masih seringkali salah menata sikap!
BalasHapuskasta netter terbaik sadar, tetep BLOGGER! MERDEKA!
Gejala Penyakit Malaria
Pengobatan Penyakit Malaria Menggunakan Herbal
HERBAL BAGI PENYAKIT AIDS
Sebab-sebab Penyakit AIDS
Herbal bagi penderita Penyakit AIDS
Pengobatan Penyakit Osteoporosis Menggunakan Herbal
Gejala Penyakit Osteoporosis
Sebab-sebab Penyakit Osteoporosis
HERBAL BAGI PENDERITA PENYAKIT OSTEOPOROSIS
Pengobatan Pennyakit Tuberkulosis Menggunakan Herbal
Gejala Penyakit Tuberkulosis
HERBAL BAGI PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS
Pengobatan Penyakit Ginjal Menggunakan Herbal
Gejala Penyakit Ginjal
Sebab-sebab Penyakit Ginjal
HERBAL BAGI PENDERITA PENYAKIT GINJAL
memang tidak sepenuhnya bisa langsung jadi manusia baik, mas. tapi setidaknya dari sanlat ini kita bisa banyak belajar. ambil hikmah dan sisi positifnya saja. :)
Hapus