Langsung ke konten utama

Unggulan

Menjadi Istri dan (Calon) Ibu

Setelah 57 hari menjadi istri, akhirnya aku ngerasain rasanya pagi-pagi keteteran siapin bekal buat suami, keramas subuh-subuh hampir tiap hari (ehm), ngerjain kerjaan rumah supaya rumah tetep rapi (walau nggak rapi-rapi amat), dan lain-lain. Meanwhile, di sisi lain aku juga lagi adaptasi dari pekerja penuh waktu di kantor 8 to 5 sekaligus paruh waktu di weekend yang super duper sibuk, menjadi ibu rumah tangga yang mostly waktunya dipake buat jagain rumah. Wkwk. Biasanya sampe rumah itu capek dan langsung rebahan di kasur, sekarang harus menyambut orang yang capek itu setiap Senin sampai Sabtu dengan senyum sumringah supaya capeknya ganti jadi bahagia karena sudah sampai di rumah. Di tengah masa probation sebagai seorang istri ini, ternyata Allah Maha Baik juga turut menitipkan janin berusia sekitar 4 minggu dalam rahimku. Betapa menggemaskannya ia ketika pekan lalu kami (aku dan suami) melihatnya untuk pertama kali melalui USG. Usia kehamilan yang masih terlalu

Bintang



Kali ini sebut saja ia Bintang. Indah berkilau, namun tak terjangkau. Izinkan aku sedikit bersajak untuknya.


Bintang,
Aku datang dan nanti kau sekian lama
Aku duduk di atas dinginnya kebisuanmu
Aku merunduk dan tak ada daya melangkah
Namun kau bergeming



Kisah apa lagi yang harus kututurkan
Cerita pilu mana lagi yang tak ada kau


Senatiasa sinari malamku
Dan berkatalah, Bintang
Aku rindu menyentuh nadamu


Hanya untuk dia yang tak pernah membaca curahan hati blog dan twitterku, bahkan jarang sekali membuka facebook-nya sendiri. Hanya untuk dia yang terpaksa mengikuti ekstrakulikuler puisi dan pidato, padahal minatnya pada sepakbola. Hanya untuk dia yang menyusul setelah empat hari aku hadir di dunia. Sebut saja ia "Bintang".






Komentar

Posting Komentar

jangan sungkan untuk berkomentar ya :)

Postingan Populer